Thursday, September 4, 2014

Bagai pungguk merindu bulan,

Seuntai doa selalu ku kirimkan padamu sebelum aku terlelap
Akhirnya, akan selalu menjadi sama saja.
Aku terlelap dengan berharap.
Berharap akan menjadi pelengkap hatimu,
wahai angka seribuku.

Semua orang selalu ku bandingkan dengan dirimu.
aneh.
Ada yang cantik, tapi tak sepintar dirimu.
Ada yang cantik dan pintar, tapi tak selembut dirimu.
Ada yang cantik, pintar, dan lembut, tapi agama mereka tak sekuat yang ada pada dirimu.

Aku bukan orang yang perfeksionis.
Tapi semua orang terasa kurang ketika aku mengingatmu.
Aku selalu bergetar ketika melihatmu.

Aku tak melihat sisi luarmu.
Justru aku mengingat Allah ketika melihatmu.

Aku merindukanmu.
hingga ku lukis wajahmu diantara padang awan di langit biru.
kuuntai nada melodi karena ku ingin mengenangmu.

Tidak.
Bukan mengenangmu, apalagi merindukanmu.
memangnya, siapa aku?

Bagai Pungguk merindu bulan.
Ya, kurang lebih.
Seperti itu.