Malam ini langit menangis, pak.
Benar-benar menangis.
Ini tangisan keras pertamanya sejak beberapa bulan.
Yang karenanya, aku benar-benar merindunya menangis.
Wajahku memang masih menatap layar,
namun hati ini pergi,
jauh menembus deraian air mata langit.
Kerasnya suaranya yang menghempas atap,
tidak lantas menjadikan pusing kepala, pekak telinga, karenanya.
Sebaliknya,
justru pemikiran demi pemikiran...