dan tak bisa mengungkapkan dengan semestinya,
akhirnya malah seperti menjadi lava yang terpendam.
masih saja terjebak.
atau lebih tepatnya,
merasa terjebak.
di antara dentuman kaset dangdut murahan,
tercekik oleh raungan ketidakberdayaan,
dan mati kutu terkekang,
oleh teriakan suara sang penjual badan.
ampun.
duhai Tuhanku.
ampun.
apa berartinya diriku,
bilasanya sayap Jibril seluas barat ke timur?
apa hak, bilasanya,
aku berdosa melupakanmu demi dunia?
sungguh,
ampunilah kami.
#RuangKosong
0 Comments:
Post a Comment