Aku terjebak.
Duhai durjana.
Sempit,
Sesak.
Terjebak di antara Aborigin, Tiong, Batak,
Sunda, Jawa, bahkan Timur dan Barat.
Tak ada Malay.
Kenapa?
Tak tahulah.
Masa bodoh.
Kawanku seorang Malay,
pergi menghadap Tuhan.
Umrah jauh di ujung mata.
Tak ada pula Arya.
Padahal, ada kerabatku seorang Pashtun,
namun ia bercakap perkataan Arya.
Tapi bagaimanapun jua,
nestapa tak mempertemukanku dengan Arya.
Hanya Mongol,
dari ujung mata ke mata.
Kawanku.
Duhai durjana.
Sempit,
Sesak.
Terjebak di antara Aborigin, Tiong, Batak,
Sunda, Jawa, bahkan Timur dan Barat.
Tak ada Malay.
Kenapa?
Tak tahulah.
Masa bodoh.
Kawanku seorang Malay,
pergi menghadap Tuhan.
Umrah jauh di ujung mata.
Tak ada pula Arya.
Padahal, ada kerabatku seorang Pashtun,
namun ia bercakap perkataan Arya.
Tapi bagaimanapun jua,
nestapa tak mempertemukanku dengan Arya.
Hanya Mongol,
dari ujung mata ke mata.
Kawanku.
Terutama kau, wahai seribuku.