Pandeglang, satu pagi.
Hari ini,
ku langgar satu sumpahku.
Yah, saat kutulis ini,
sebatang rokok terselip di antara jemariku.
Tidak.
Aku tentu tidak membelinya.
Prinsip itu tetap ku pegang.
Buang-buang uang saja.
Benda ini dari seorang kawan.
Tak perlulah kuceritakan bagaimana,
atau mengapa.
Itu tak penting.
Aku hanya menghindar.
Menghindar dari kemungkinan yang lebih buruk.
Karena di sini,
awan tercipta dari asap tembakau.
Lantas,
kuambil kembali benda itu.
Sama seperti dulu.
Ya.
Sama.
Perlahan, benda ini mengingatkanku pada Ayah.
Tidak terlalu, memang.
Tapi udara malam yang berteman awan tembakau,
yang berlembabkan uap kopi,
menghipnotisku begitu saja.
Sudahlah,
mungkin hanya aku saja yang terlalu gundah.
#ruang kosong
1 Januari,
Happy New Fear.
Hari ini,
ku langgar satu sumpahku.
Yah, saat kutulis ini,
sebatang rokok terselip di antara jemariku.
Tidak.
Aku tentu tidak membelinya.
Prinsip itu tetap ku pegang.
Buang-buang uang saja.
Benda ini dari seorang kawan.
Tak perlulah kuceritakan bagaimana,
atau mengapa.
Itu tak penting.
Aku hanya menghindar.
Menghindar dari kemungkinan yang lebih buruk.
Karena di sini,
awan tercipta dari asap tembakau.
Lantas,
kuambil kembali benda itu.
Sama seperti dulu.
Ya.
Sama.
Perlahan, benda ini mengingatkanku pada Ayah.
Tidak terlalu, memang.
Tapi udara malam yang berteman awan tembakau,
yang berlembabkan uap kopi,
menghipnotisku begitu saja.
Sudahlah,
mungkin hanya aku saja yang terlalu gundah.
#ruang kosong
1 Januari,
Happy New Fear.