Showing posts with label senyum. Show all posts
Showing posts with label senyum. Show all posts

Thursday, May 15, 2014

dark night. lights off.

bila sebuah senyum simpul adalah pusat kendali hidup seseorang,
bayangkanlah itu adalah senyumanmu yang mengendalikan duniaku.

ketika jatuhnya air mata sanggup meremukkan hati dan perasaan seseorang,
bayangkanlah itu adalah linangan air mata kecewamu padaku.

ambil contoh,
semua ini hanyalah ilusi semu seorang pesulap.
dan pada akhirnya, kita tak pernah ada.
kita tak pernah bertemu.
kita tak pernah mencinta,
lantas kita tak pernah terluka.
maukah kau mengenal diriku?
sebagai diriku yang berbeda dari saat ini?
maukah kau melihat ku?
melihat kedalam pekatnya awan keputus-asaan dan kesedihan yang tergantung dalam cahaya mataku, lalu berusaha untuk menguraikannya demi diriku?

jika satu senyuman sangat berharga bagiku,
maukah kau berbaik hati untuk menyimpannya dan tidak memberikannya untukku?
ya, aku memintamu menjauhkannya dariku.
karena, bagaimapun juga senyuman itu bukan dari hasil usahaku membahagiakanmu.
kupertaruhkan nafas dan hidupku untuk mengembangkan senyum diwajahmu.
ya, hanya untuk dirimu.

dan bila air mata kecewamu sanggup menghancurkan hati dan usahaku,
menangislah.
kecewalah padaku.
supaya hati dan usahaku untuk memilikimu hancur,
dan lantas ku ganti tujuanku,
menjadi membahagiakanmu.

♫ ♪ dan kau hadir, merubah segalanya, menjadi lebih indah.. ♫ - Adera - Lebih Indah

#alexianism 

Sunday, April 6, 2014

admiring secretly



Seseorang yang memendam perasaan sebenarnya bukan penakut, apalagi pengecut. Memang, keberanian memegang peranan besar dalam mengungkapkan perasaan, namun ada juga alasan lainnya... Alasan yang dipaksakan untuk ada, atau yang muncul begitu saja...

Keberanian memang berharga, tapi setiap detik bersamanya terasa lebih berharga. Rasa takut kehilangan pun muncul. Kehilangan senyumnya, momen bersamanya. Karena jika momen bersamanya terasa begitu indah, kemudian perasaan diungkapkan, dan ternyata ia tak memiliki perasaan yang sesuai dengan harapan, semuanya hilang tertelan. Tak terbantahkan.

Apabila senyummu pergi, kepada siapa senyummu itu kau bagi?