Thursday, April 17, 2014

siapakah yang patut disalahkan?

Mendung menggantung, langit pun menangis.
mengendapkan nuansa kelabu di negeri ini,
sebuah batu zamrud berdebu yang tergiring hingga khatulistiwa.

"Dimana Tuhan?" tanya mereka.
"Apakah Tuhan tidak melihat kita? Kita sedang menderita!" tanya mereka yang lain.
"Air ini terlalu banyak! Lihatlah, barang barang kita jadi terendam!" sahut mereka yang lain.
"Tuhan! Dengarlah! Hentikan hujan ini!" mereka berteriak memohon.
"Tuhan! Tidakkah kau mendengar do'a kami?" mereka memohon dengan lebih keras.

Malaikat penjaga pintu langit pun tertawa mengejek melihat mereka demikian.
"Bodoh sekali mereka!" kata salah satu malaikat.
"Benar! Mereka selalu saja merusak alam dengan segala perbuatan mereka, tapi lihatlah, baru sedemikian saja, mereka sudah menyerah dan minta dihentikan, padahal ini adalah hujan biasa yang diturunkan Tuhan melalui Mikail, bukan? Sungguh manusia yang tak tahu diri!" timpal malaikat yang lain, kesal.
"Itulah manusia, selalu tak mau disalahkan bila berbuat, selalu mencari kambing hitam untuk disalahkan." dengus malaikat lainnya.

Langit pun masih saja menumpahkan tangisannya,
mengubah daratan menjadi lautan,
membuat atap-atap rumah bagaikan perahu-perahu kecil yang terombang-ambing.
meninggalkan manusia dalam keputus-asaannya.

0 Comments:

Post a Comment