Sunday, April 6, 2014

Untuk Sebuah Hati



Saat perasaan dua manusia bertemu.
Saat itulah aku belum menyadari apa arti takdir sebenarnya.
Aku bukan seorang penakut untuk sekedar mencari tahu.
Namun sebuah penghalang besar menghalangku.
Menghentikan langkahku. Membuat diriku ragu.
Aku takut cinta yang lain menahanku.
Membuatku harus terus melihat kebelakang.

Namun,
aku tahu tatapanmu adalah salah satu isyarat untukku maju.
Tapi, langkahku terhenti saat menyadari siapa diriku.
Aku hanyalah sebutir pasir,
sedangkan dirimu adalah sebuah bintang terindah milik langit.
Kita seharusnya tidak pernah bertemu.
Ini kesalahan fatal dari sebuah takdir.
Tetapi, mengapa semua ini terjadi?
Aku terlalu hampa untuk sekedar berkata.
Apa aku hanya bisa diam?
Diam ditempat dan tak pernah maju?
Membusuk ditempat dan menyerah dengan keadaan?
Mengapa? Semua ini terlalu rumit.

Untuk sebuah hati,
aku akan mencari tahu tentang perasaan ini.
Dan aku akan berusaha menjaganya.
Untuk sebuah hati yang terbuat dari kristal terindah.
Yang didalamnya pernah terukir nama.
Yang merupakan benda terkeras yang pernah ada.
Yang seharusnya menjadi milikku...
Meskipun aku tidak bisa, dan tak akan pernah bisa menggapaimu,
Kau akan tetap dihatiku... Hanya kaulah yang ada dihatiku...

0 Comments:

Post a Comment