Monday, January 5, 2015

31 Desember, masih 2014.

11 malam.

Hari Terakhir Tahun Ini.

Semalam aku memimpikan Adinda.
Tentu aku senang.
Dirimu datang dengan terang.
Seperti biasa.

Tapi ada satu hal yang mengganjal.
Adinda seperti menangis.
Kau sekati wajahmu dari udara dengan tangan.

Ya,
seperti menangis.
Hingga kurasa,
Adinda menangis karena diriku.
Benarkah itu?
Apakah aku terlalu kotor?
Entah.
Hanya Tuhan yang tahu.

0 Comments:

Post a Comment