berdiri aku memandang langit.
Khawatir akan adinda,
yang laksana Buah Ranum Terakhir.
Khawatir sepertiku pula kawanku seorang Madura.
Ngantuk.
Letih.
Takluk.
Cemas.
Lemas.
Heran.
Kenapa Harus di sini?
Tak bisakah jarak di antara kita,
hanya selemparan batu saja?
Berdosakah aku,
bila aku egois,
hanya mendoakanmu seorang?
Aku mungkin ahli bermain kartu,
berdebat,
tekno,
gitar,
dan apapun lainnya.
Semua telah kulakukan.
Bagaimana?
Kujalani saja.
Sederhana.
Tapi,
aku justru tak berdaya,
melawan pesonamu,
yang menekuk hati dan jiwaku,
padamu!
#Merry Bitchmas 25.12
Keren banget bro puisinya :)
ReplyDeletethanks bro.. :D
Delete