Showing posts with label bayang. Show all posts
Showing posts with label bayang. Show all posts

Saturday, June 7, 2014

Alexandra Daddario, satu kecupan saja!

aku ingin bertanya tentang sesuatu.

kenapa kita tidak bersama?

padahal,
kita memiliki kesamaan yang tidak sedikit..
kita memanggul nama orang tua kita masing-masing di akhir nama kita
kita sama-sama berada pada satu tujuan yang sama di tempat itu
kita sama-sama memiliki kisah hidup yang tidak biasa,
dan masih banyak yang lainnya..

katanya, kesamaan pun tak cukup untuk menyatu..

baiklah,
akan kutulis perbedaan diantara kita..
kau pendiam, aku periang
kau penyabar, kadangkala aku pemarah,
kau adalah penyayang yang baik, aku seringkali acuh, bahkan terhadap diriku sendiri.
kau cerdas, aku cerdik
kau cantik, aku.......... 

entahlah,
aku pun heran mengapa aku selalu berkhayal untuk bisa bersamamu..
aku yang selalu memilikimu dalam gelap, seperti bayang malam
   meskipun gelap, seringkali akan timbul kehangatan tersendiri di dalamnya..
aku yang hanya tersenyum melihatmu dari kejauhan,
aku yang hanya terpaku merasakan pesonamu dari jauh,
aku,
aku,
aku,
.....
..........
...............

jadi, kalau aku memang tak pernah mungkin untuk menyesap lembut ujung hatimu,
biarkanlah aku disini,
sendiri memeluk bayanganmu..
tanpa teman,
tanpa cahaya...

memang tak jelas maksudku..
seperti judul tulisan ini..

mengecup bibir Alexandra..

A night with a dark coffee beside the table..
#Alexianism

Monday, April 7, 2014

menggapai bayangan rembulan..

Kau tercekik.
Bukan oleh tangan,
tetapi oleh nyawamu sendiri yang beranjak menguap.

Kau kuat,
tapi tak berdaya...
Bahkan ketika saat terakhirmu memegang kuasa.

Banyak orang mengenangmu dengan ucapanmu.
Banyak yang menyukai,
                                       banyak pula yang tidak.
Anggaplah saja jumlahnya seimbang.

Kau dipuja karena ucapanmu,
tapi ucapanmu pun yang membunuhmu..
Semuanya menganggapmu bulan,
karena memang itulah arti namamu..
Dirimu menerangi malam,
namun mencipta bayang atas orang yang berjuang dalam gelap..
Bak pisau bermata dua,
kau menusuk, dan di saat bersamaan kau tertusuk oleh dirimu sendiri.

kau bodoh..
itu anggapanku..
aku tak peduli lagi..

Ayah..

 _3414_