Monday, April 7, 2014

menggapai bayangan rembulan..

Kau tercekik.
Bukan oleh tangan,
tetapi oleh nyawamu sendiri yang beranjak menguap.

Kau kuat,
tapi tak berdaya...
Bahkan ketika saat terakhirmu memegang kuasa.

Banyak orang mengenangmu dengan ucapanmu.
Banyak yang menyukai,
                                       banyak pula yang tidak.
Anggaplah saja jumlahnya seimbang.

Kau dipuja karena ucapanmu,
tapi ucapanmu pun yang membunuhmu..
Semuanya menganggapmu bulan,
karena memang itulah arti namamu..
Dirimu menerangi malam,
namun mencipta bayang atas orang yang berjuang dalam gelap..
Bak pisau bermata dua,
kau menusuk, dan di saat bersamaan kau tertusuk oleh dirimu sendiri.

kau bodoh..
itu anggapanku..
aku tak peduli lagi..

Ayah..

 _3414_

0 Comments:

Post a Comment