Monday, January 5, 2015

Tahun Baru Pukul Satu.

Pandeglang, satu pagi.Hari ini,ku langgar satu sumpahku.Yah, saat kutulis ini, sebatang rokok terselip di antara jemariku.Tidak.Aku tentu tidak membelinya.Prinsip itu tetap ku pegang.Buang-buang uang saja.Benda ini dari seorang kawan.Tak perlulah kuceritakan bagaimana,atau mengapa.Itu tak penting.Aku hanya menghindar.Menghindar dari kemungkinan yang lebih buruk.Karena di sini,awan tercipta dari asap...

31 Desember, masih 2014.

11 malam.Hari Terakhir Tahun Ini.Semalam aku memimpikan Adinda.Tentu aku senang.Dirimu datang dengan terang.Seperti biasa. Tapi ada satu hal yang mengganjal.Adinda seperti menangis.Kau sekati wajahmu dari udara dengan tangan. Ya, seperti menangis.Hingga kurasa,Adinda menangis karena diriku.Benarkah itu?Apakah aku terlalu kotor?Entah.Hanya Tuhan yang ta...

Di bawah langit Pandeglang.

Di sini, berdiri aku memandang langit. Khawatir akan adinda, yang laksana Buah Ranum Terakhir. Khawatir sepertiku pula kawanku seorang Madura. Ngantuk. Letih. Takluk. Cemas. Lemas. Heran. Kenapa Harus di sini? Tak bisakah jarak di antara kita, hanya selemparan batu saja? Berdosakah aku, bila aku egois, hanya mendoakanmu seorang? Aku mungkin ahli bermain kartu, berdebat, tekno, gitar, dan apapun...

Monday, December 15, 2014

Hari ini Lima Puluh Tahun Lalu.

15 Desember 2014 Pada hari ini Lima Puluh Tahun Lalu, seseorang lahir. Dunia tak tahu, memang. Iya, ku akui itu. Dunia tak tahu. Dan tak akan pernah tahu, atau lebih tepatnya, dunia tidak perlu tahu. Dunia takkan kekurangan apapun, bila tak ada dia. Memang. Tapi duniaku, takkan pernah ada tanpa hadirnya. Malam mengakrabi dirinya. Seumpama Jarum Menit dengan Jarum Jam. Bekerja, dari dhuha hingga...

Tuesday, December 9, 2014

Elegi Orang Tua - Senja Renungan

Apakah kau pernah bersyukur, disamping mengeluh, tentang betapa kakunya orang tuamu? Pernahkah kau menyeka, keringat letih Ayahmu setelah bekerja? Yang rela mati untukmu. Yang menangis di belakang wajahmu, agak tak malu dirimu karenanya. Yang tetap tersenyum, mengabaikan betapa mengesalkannya dirimu, saat meminta ini-itu? Berapa kali kau menangis memohonkan ampun untuknya? Pantaskah kau meninggikan...

Elegi Orang Tua - Siang Bergejolak

Apa kabar Ayah, wahai Tuhanku? Dahulu, engkau kirimkan ia, pada Ibuku yang gadis. Aku. Akulah yang  teranggap sebagai anak mereka. Tapi, bila dosa terus mengalir pada Ayahku, dan duka nestapa menghentak Ibuku, alangkah baiknya, engkau tak pernah mengijinkanku, untuk lahir, wahai Tuhanku. Hinaku, tanpa saudara bagiku. Menghitamkan mataku yang telah sayu. Angkara, Ingin ku tebas kepalanya dengan...

Elegi Orang Tua - Pagi Beranjak

Aku dipukul. Sakit. Lantas aku menangis. Tapi, aku tidak menangis, karena sakitnya pukulan. Tak ada Ayah. Itu lebih menyakitkan dari pukulan. Tak ada yang berdiri membelaku. Tak ada yang membantuku, memperbaiki apa salahku. Tak ada yang meyakinkanku, atas apa yang ada dalam pikiranku. Dimana Ayah? Hanya Ibu seorang. Matahariku, yang mulai redup terkikis angin. Manusia paling perkasa. Pelindungku. Bermental...

Lapar

Lapar. Ketika harimau dalam perutku, berteriak minta daging. Daging. Daging? Itu bukan untukku. Itu barang mewah. Hanya bangsawan, yang biasa menikmatinya. Cambuk. Cambuk Raja. Aku takut dicambuk Raja. Tidak. Aku tidak takut Raja. Aku hanya takut, bila tubuhku yang bagus ini, terjelekkan oleh bekas cambuk Raja. Dan akhirnya, disinilah aku. Tak berdaya melawan kesombonganku. Lapar, tak berani makan. Ingin...

#nugt, pray.

Tuhanku, Allah. Aku takut akan hal buruk, yang mungkin akan menimpanya. Aku takut atas kuasa jahat, yang mencoba melawan perlindunganmu. Tolong aku, wahai Tuhanku, yang mencipta dan menguasai bumi dan langit, beserta segala isinya. Jagalah ia, Kumohon. 8 Dec.  at Ruang Kosong. Panik setelah menyadari kemungkinan terburuk....

#nugt, part 3 - sajak petarung

Amboi. Mataku tersisa lima watt. Tak paham sebabku, masih bisa bertahan. Kemarin,  kulihat rembulan duduk, di atas kursi merah. Kau terang, dan membuat tenang. Itulah dirimu apa adanya. Awalnya tak kusangka, memang, namun melihatmu sebegitu dekatnya, membuat hatiku terbang. Jiwaku meremang, hanya karena berada di dekatmu, yang berbalut nuansa muda. Karenanya, seuntai doaku, selalu kukirimkan...

#nugt, part 2 - ruang kosong

Aku melihatmu. Jelas, seperti cerahnya matahari di ufuk timur. Tampak berkilau, laksana zamrud yang tersimpan, di kantung pedagang Cina. Aku disini, hanya diam. Terbayang dirimu, yang melenggang anggun disana. Dan akhirnya, semua hadirin ini,  kuabaikan. Rasanya hanya aku yang duduk disini, dan dirimu yang duduk disana. Kita ada disini, bagai di ruang kosong. Karena, hanya kita disini. Ya, hanya...

Sunday, December 7, 2014

Rasis

Aku terjebak. Duhai durjana. Sempit, Sesak. Terjebak di antara Aborigin, Tiong, Batak, Sunda, Jawa, bahkan Timur dan Barat. Tak ada Malay. Kenapa?  Tak tahulah. Masa bodoh. Kawanku seorang Malay, pergi menghadap Tuhan. Umrah jauh di ujung mata. Tak ada pula Arya. Padahal, ada kerabatku seorang Pashtun, namun ia bercakap perkataan Arya. Tapi bagaimanapun jua, nestapa tak mempertemukanku dengan...

Tuesday, December 2, 2014

A

Entah mengapa, aku tertarik padamu. Tertarik pada halusnya senyummu yang terkembang. Tertarik pada sintalnya tubuhmu yang terpampang. Tertarik pada kerlingan matamu yang menggoda. Seharusnya aku tidak tertarik padamu sejauh ini. Lihat saja, bahkan perbedaan di antara kita sanggup menumbuhkan seorang remaja. Kau sudah tertempa, aku baru tercetak. Kau sudah mengangkasa, aku baru merangkak bumi. Entah...

Friday, November 28, 2014

#nugt

Lihatlah, wahai cintaku. Bahkan langit mengirimkan awan, untuk menutupi kesedihanku. Demikian angin mencoba bertiup, untuk mengeringkan lukaku. Aku memang tak sesempurna Romeo. Aku pun tak memiliki kekuatan Arjuna. Tapi mengapa? Apakah karena semua itu, sulitnya menggapaimu begitu dalam kurasakan? Apakah ini yang namanya keadilan? Biarlah. Aku tak peduli akankah aku jatuh, terbuang, terinjak, tak...

Pendar malam.

Menjelang petang, kali ini gelap. Lebih gelap. Ada awan hitam menggantung di angkasa. Gelap, dingin, sunyi. Seumpama kesedihanku yang memuncak. Sambaran kilat, merefleksi emosiku, yang beranjak beriring duka. Emosiku, jatuhnya bagai kilat. Ia sanggup membakar seluruh hutan, dengan jilatan kecil pada ujung cemara. Ia menggelegar, hingga nirwana terguncang. Keras, gelap, dingin, sunyi. Ia besar, berat, laksana...

Saturday, November 15, 2014

Wah! Tanggalnya bagus bang!

Kemarin, ada yang ulang tahun. Aku gak kenal siapa dia. Orangnya dekil, jelek, item, ngeselin, dan banyak lagi hal gak keren lainnya. Ternyata, 'dia' itu Aku. Hahaha... Absurd. Aneh. Mungkin, sedikit gila. Entahlah, Tahun ini aku bisa buat KTP. KTP? Apa itu? Model motor terbaru? Handphone paling mahal? Bego. Katanya kalo udah punya KTP, orang itu udah dewasa. Gak usah minta-minta lagi ke orang...

Sunday, November 9, 2014

La pépite d'or...

I was stupefied by you. Yeah, for sure. When you came into my life that day, you're no one but a piddling girl to me. You came into my world appalingly, and then, i attracted by your good looking. Until finally, i attracted by your toothsome personality. It was an enormous mirth to me. until then, i realize I couldn't reach you. It's a mayhem to me. It started to cause languish, then i sank in a...

Thursday, September 4, 2014

Bagai pungguk merindu bulan,

Seuntai doa selalu ku kirimkan padamu sebelum aku terlelapAkhirnya, akan selalu menjadi sama saja.Aku terlelap dengan berharap.Berharap akan menjadi pelengkap hatimu,wahai angka seribuku.Semua orang selalu ku bandingkan dengan dirimu.aneh.Ada yang cantik, tapi tak sepintar dirimu.Ada yang cantik dan pintar, tapi tak selembut dirimu.Ada yang cantik, pintar, dan lembut, tapi agama mereka tak sekuat...

Monday, July 28, 2014

it's just, amazing...

Aku merindumu. Jauh terbenam di dalam hati. Padahal, aku tak pernah mengenalmu. Apalagi berbincang denganmu. Aku merindukanmu. Pesonamu, bahkan senyumanmu. Matamu sebening pasifik musim panas, Pandanganmu seteduh pohon merindang, Suaramu sehalus angin berbisik, Perangaimu setenang lautan garam, dan juga, Sifatmu sepuji permaisuri istana. Aku mencintaimu. Benar, sebenar kabar para Raja. Aku selalu...

Wednesday, July 9, 2014

kau pikir kau mengenal mereka?

kau tidak akan pernah mengenal seseorang secara menyeluruh. karena hal itu, akan berakhir menjadi hal paling menyeramkan di dunia ini, -memercayai seseorang dan berharap ia akan berada di pihakmu dan memercayaimu juga. itu mustahil. itu keseimbangan yang berbahaya. namun anehnya, kita selalu melakukannya. lagi, dan lagi, tanpa pernah takut terluka. meski akhirnya kita akan terluka. kau tak terima? coba...